SADAR AKAN MISI (Gambaran “Besar”nya Tampak Sangat Jelas)

Mary Hays, yang belakangan dikenal sebagai “Molly Pitcher” dalam buku-buku sejarah, melambangkan sikap banyak orang yang berjuang dalam Revolusi Amerkia. Mereka sangat sadar akan misi mereka, dan rasa memiliki maksud dan misi yang jelas itu terus mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik demi perjuangan mereka, sesama pejuang, dan bangsa mereka.

Tidak banyak di antara kita yang dapat menghubungkan diri dengan pahlawan seperti Mary Hays, tetapi yang jelas kita dapat merangkul sikapnya yang sadar akan misi. Ia perlihatkan empat kualitas dari semua pemain yang sadar akan misinya:

1. Mereka tahu kemana timnya menuju
Setiap warga negara tentunya kagum terhadap orang-orang yang mendirikan negaranya. Menghargai keberanian mereka, juga kagum terhadap visi dan misi para pendiri negaranya. Mereka tahu mereka berjuang demi kemerdekaan dan masa depan sebuah negara yang berpotensi memberikan peluang besar bagi rakyatnya. Ada kekuatan luarbiasa dalam kesadaran akan misi. Pebulis W. Clement Stone menyatakan, “ketika anda temukan misi anda, anda akan merasakan tuntutannya. Itu akan memenuhi diri anda dengan antusiasme dan hasrat yang berkobar untuk mengupayakannya”. Hasrat sekaligus kejelasan arah tersebut adalah syarat sukses yang mutlak bagi tim maupun individu.

2. Mereka biarkan pemimpin tim memimpin
Pemain-pemain tim yang sadar akan misi, yang telah berkomitmen terhadap sebuah tim, membiarkan pemimpin tim mereka untuk memimpin. Ironisnya, pasukan amerika hampir kalah dalam pertempuran di Monmouth karena tindakan salah satu jenderalnya sendiri: Charles Lee. Kepala komandan George Washington memerintahkan Lee untuk menyerang pihak Inggris dan melecehkan mereka hingga seluruh pasukan Amerika dapat melawan mereka. Lee yang menentang rencana Washington, maju dengan ragu-ragu lalu tiba-tiba mundur tanpa sebab. Lee hampir membuat hilangnya peluang bagi pasukan Amerika untuk melawan serta mengalahkan musuh. Untungnya Washington dapat meng- ambil alih komando bawahannya itu, tetapi Lee akhirnya dicopot setelah diadili.

Setiap kali anggota tim menghambat pemimpinnya, kemungkinan besar timnya terhalang dari sasaran-sasarannya. Tetapi, pemain-pemain yang sadar akan misi memahami apa yang disampaikan oleh ahli kepemimpinan, Warren G. Bennis: “Kepemimpinan adalah kapasitas menerjemahkan visi menjadi kenyataan”. Agar sebuah tim menang, sang pemimpin harus dibiarkan memimpin.

3. Mereka dahulukan prestasi tim ketimbang prestasi pribadi
Kerjasama selalu menuntut pengorbanan. Pemain-pemain tim yang baik mendahulukan prestasi tim ketimbang prestasi pribadi sebab itulah syaratnya untuk mencapai misi tim. Seringkali itu berarti mengorbankan sasaran-sasaran pribadi atau bahkan keamanan pribadi, seperti kasusnya Mary Hays. Di tengah-tengah sengitnya pertempuran, ia bahkan tidak membiarkan dirinya berkabung atas tewasnya suaminya. Taruhannya terlalu tinggi baginya untuk melakukan apapun selain melayani timnya.

4. Mereka lakukan apapun yang diperlukan demi mencapai misi
Jelaslah bahwa Mary Hays bersedia melakukan apapun yang diperlukan demi mencapai misi timnya, entah itu tugas umum seorang wanita yang mengikuti pasukan, seperti memasak, mencuci pakaian, atau melayani, ataupun tugas-tugas diluar peran umumnya, seperti maju bersama pasukan ke medan pertempuran. Pemain-pemain tim yang sadar akan misinya dizaman sekarang seharusnya memiliki sikap seperti Mary. Kalau sukses tim hanya dapat diraih dengan kompromi anda, mencoba sesuatu yang baru, atau menunda agenda anda, itulah yang perlu anda lakukan.

Untuk meningkatkan kesadaran anda akan misi, anda perlu:
► Memastikan tim anda fokus pada misinya
► Mencari cara-cara untuk mengingat misi tim, dan
► Mengkontribusikan yang terbaik sebagai anggota tim