Meraih ??, kata kerja yang digunakan untuk menghubungkan dua kata benda dalam tagline jelang final piala AFF Suzuki ini memberi kesan; “jangkauan sang garuda terlalu pendek”. Kalau pun bicara seputar sepak bola, Sejarah mencatat prestasi TIMNAS indonesia pernah terbang jauh lebih tinggi keluar dari wilayah asia. dan dengan dasar kegemilangan prestasi masa lalu tersebut, tidakkah sewajarnya tagline yang diberikan untuk kegemilangan TIMNAS kali ini lebih cocok jika “garuda kembali lancar buang air besar”. Berhubung belakangan ini pencernaan sang garuda sedang kurang baik, maka terbang pun dia tak mampu. Setidaknya tagline yang saya tawarkan memberikan semangat lebih dibanding tagline yang saat ini marak menghiasi telinga rakyat indonesia. Dengannya kebangkitan TIMNAS kali ini diarahkan untuk menerbangkan garuda lebih tinggi dari sebelumnya (kalaupun nantinya harus kembali mengalami gangguan pencernaan).
Tidakkah seharusnya menggunakan simbol bangsa dalam tagline tertentu dipikir lebih panjang/matang lagi, apa lagi untuk sesuatu yang bersifat “temporer”. Bagi saya tagline “garuda meraih mimpi” selain latah, juga merendahkan negara. Bangsa yang memiliki salah satu tokoh founding fathers bermotto “gantungkanlah cita-cita(mimpi)mu setinggi langit” ini ternyata hanya mampu menggantung mimpinya di piala AFF suzuki. Hal ini belum termasuk kerendahan sikap politisi tanah air yang menggeserkan tempatnya berdiri kedekat lapangan hijau, mengharapkan cipratan keringat TIMNAS.
Jangan rendahkan kemampuan TIMNAS kita sebelum melihatnya menerbangkan garuda lebih tinggi dengan mengklaim mimpi yang terlalu rendah. Piala AFF hanyalah langkah awal garuda, sebelum akhirnya terbang membawa semangat persatuan bangsa termajemuk didunia ini ketempat yang lebih bersifat mimpi.
catatan:
- mimpi (kb): sesuatu yang dirasakan, dialami, didengar, dilihat dalam tidur; angan-angan, khayalan, lamunan
- Impian (kb): khayalan, angan-angan, keinginan yang dicita-citakan