BERKOMITMEN (Tak Ada Juara Yang Setengah Hati)

Banyak orang cenderung menghubungkan komitmen dengan perasaan mereka. Kalau perasaan mereka pas, maka mereka dapat menindak-lanjuti komitmen mereka. Tetapi komitmen sejati tidaklah seperti itu. Komitmen bukanlah perasaan; komitmen adalah kualitas karakter yang memungkinkan kita mencapai sasaran-sasaran kita. Perasaan manusia selalu naik turun, tetapi komitmen itu harus semantap batu karang. Kalau anda menginginkan tim yang mantap-entah itu sebuah bisnis, klub bola, pernikahan, ataupun organisasi sukarela anda harus memiliki pemain-pemain tim yang secara mantap berkomitmen terhadap tim.

Ada hal-hal tertentu yang perlu diketahui setiap pemain tentang berkomitmen:

1. Biasanya komitmen ditemukan ditengah-tengah kesusahan
Orang tidak benar-benar mengetahui apakah mereka berkomitmen terhadap sesuatu hingga mereka dihadapkan dengan kesusahan. Pergumulan menguatkan tekad seseorang. Kesusahan mendorong komitmen, dan komitmen mendorong kerja keras. Dan semakin anda mengupayakan seuatu, sema- kin kecil kemungkinannya anda menyerah. Seperti yang dikatakan oleh pelatih NFL yang masuk Hall Of Fame, Vince Lombardi, “semakin keras anda bekerja, semakin sulit anda menyerah”. Orang-orang yang berkomitmen tidak mudah menyerah.

2. Komitmen tidak tergantung pada bakat atau kemampuan
Terkadang kalau kita membayangkan orang-orang berbakat yang sangat sukses, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa komitmen itu lebih mudah bagi mereka sebab mereka berbakat. Tampaknya mungkin lebih mudah bagi para atlit kelas satu untuk berlatih, atau artis-artis terampil untuk menyempurnakan hasil karya mereka atau orang-orang yang berbakat bisnis untuk mengusahakan bisnis mereka. Padahal itu tidak benar. Komitmen dan bakat itu tak ada hubungannya-kecuali anda sendiri yang menghubungkannya.

Apakah anda tidak kenal, orang-orang yang sangat berbakat, yang menyia-nyiakan potensi mereka hanya karena mereka tidak mau berbuat apapun ?, dan memangnya anda tidak kenal, orang-orang yang kurang berbakat dibanding anda, tetapi lebih sukses daripada anda ?, itu seringkali adalah, antara lain karena komitmen. Penulis Basil Walsh mengatakan, “kita tidak membutuhkan kekuatan atau kemampuan lebih besar atau peluang lebih besar. Yang perlu kita gunakan adalah apa yang kita miliki”. Kalau kita mau berkomitmen untuk menggunakan bakat yang kita miliki, kita akan menemukan bahwa kita lebih berbakat-dan lebih berharga bagi tim-berbakat komitmen kita.

3. Komitmen timbul karena pilihan, bukan kondisi
Komitmen adalah selalu soal pilihan. Dalam choices, Frederick F. Flash menulis:
Kebanyakan orang mengenang tahun-tahun silam dan mengidentifikasikan suatu tempat dan waktu ketika kehidupan mereka sangat berubah. Entah kebetulan atau karena disengaja, itulah saatnya ketika, karena kesiapan pada diri kita dan kolaborasi dengan kejadia-kejadian yang timbul di sekeliling kita, kita terpaksa dengan sungguh-sungguh menilai ulang diri kita dan kondisi-kondisi kehidupan kita, dan membuat pilihan-pilihan tertentu yang akan memperngaruhi sisa kehidupan kita.
Terlalu banyak orang berpikir bahwa kondisilah yang menentukan pilihan. Lebih sering, pilihanlah yang me-nentukan kondisi. Ketika anda memilih komitmen, anda berikan diri sendiri peluang untuk meraih sukses.

4. Komitmen bersifat kekal ketika didasarkan pada nila-nilai
Membuat komitmen dalam sesaat adalah suatu hal. Setia kepada komitmen adalah hal yang lain lagi. Bagaimanakah anda tetap berkomitmen ?, jawabannya terletak pada apa yang anda jadikan dasar komitmen anda. Setiap kali anda membuat pilihan-pilihan yang didasarkan pada nilai-nilai kehidupan yang mantap, anda berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempertahankan tingkat komitmen anda, sebab anda tidak perlu terus menerus mengevaluasi ulang penting tidaknya komitmen anda itu. Seperti menuntaskan persoalannya sebelum diuji. Komitmen terhadap sesuatu yang anda percayai adalah komitmen yang lebih mudah anda juga.

Untuk meningkatkan tingkatan komitmen anda :
 Ikutilah komitmen anda dengan nilai-nilai anda
 Ambillah resiko
 Evaluasilah komitmen rekan-rekan satu tim anda